Reog merupakan salah satu budaya daerah yang sering dipentaskan di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang. Sebenarnya apa makna dari Reog tersebut? pada artikel ini kami akan menjelaskan sejarah, makna serta filosofi dari tarian khas yang sering jadi pertunjukan di beberapa momen di daerah kami, yaitu Kaliwungu.
Pengertian Tari Reog Kaliwungu
Reog Kaliwungu
merupakan suatu bentuk tarian komunal dan dikemas sebagai pertunjukan
sendratari yang terdiri dari penari topeng menyerupai harimau berukuran besar
dengan hiasan bulu ekor merak (dadak merak) dan beberapa penari lain dengan
kostum raja, panglima perang, kesatria, dan prajurit yang menunggang kuda. Seni
pertunjukan ini melibatkan beberapa penari yang memiliki peran dalam alur
cerita yang dibawakan, seperti penari warok, jatil, bujangganong
(pujanggaanom), kelanasewandana, dan barongan. Penari yang menjadi ikon dari
pertunjukan Reog Kaliwungu adalah pembarong yang menari sambil membawa dadak
merak dengan cara digigit dengan mulutnya. Dadak merak merupakan alat peraga
utama yang dihiasi dengan kepala menyerupai kepala harimau dan burung merak
dengan bulu ekor merak sebagai hiasan yang sangat indah.
Fungsi Seni Tari Reog Kaliwungu
Pertunjukan Reog Kaliwungu dimainkan pada saat
ada upacara tolak bala, acara bersih desa, hajatan nikah, hari besar Islam,
hari besar nasional, khitanan, tasyakuran, pesta rakyat, penyambutan tamu, dan
pertunjukan sebelum pengajian. Selain sebagai arena untuk berolah seni,
kegiatan seni pertunjukan Reog Kaliwungu juga bertujuan untuk mempererat tali
silaturrahmi antar masyarakat Kaliwungu, karena pada setiap penampilannya reog
mampu menarik perhatian masyarakatnya untuk berkumpul bersama. Reog Kaliwungu
juga nilai sosial yang ditunjukkan dengan gotong royong bersama-sama mengangkat
peralatan reog menuju tempat pertunjukan, penyediaan konsumsi secara sukarela
oleh warga, serta saling tolong menolong untuk mengisi kekurangan pemain. Reog Kaliwungu
juga bisa dijadikan sebagai media komunikasi dengan mengumpulkan massa dalam
jumlah yang cukup besar.
wahhh sangat menarik sekali
BalasHapusterus berjaya,jangan samapi punah karena itu budaya kita
BalasHapus